Saat ini, di masa ini, di waktu ini, di moment ini, merupakan tempat peralihan kita yang dulunya adalah seorang bocah yang tak tahu apa-apa menjadi seorang manusia dewasa yang akan melewati kehidupan yang keras.
Dulunya kita berangan-angan untuk mengubah dunia dengan tetap berpegang teguh pada pendirian kita, tetap mempertahankan pendapat kita, tetap mempertahankan siapa kita. Tapi, sekarang kita merenung dan berpikir bahwa harapan itu sekarang menjadi seperti sebuah impian yang sulit. Ada sebuah quote yang menjadi bahan renungan-ku "sewaktu kecil kita berangan-angan bahwa kita kan mengubah dunia, namun waktu dewasa kenyataannya dunia yang mengubah kita".
Di saat ini, di masa ini, di waktu ini, di moment ini, kita terkadang beranggapan bahwa kita telah siap untuk terjun ke kehidupan yang nyata, ke dunia yang dimana kita tidak memiliki sandaran apapun, kita di sana akan mengandalkan apa yang kita dapatkan dulunya, kita hanya akan membawa bekal yang telah kita persiapkan sebelumnya.
Namun, lihatlah lebih luas, kehidupan di luar sana itu lebih keras dari apa yang kita bayangkan, lebih mencengkam dari apa yang kita khawatirkan, lebih sulit dari apa yang kita anggap sulit.
Di saat ini, di masa ini, di waktu ini, di moment ini, kita diberi sebuah panggung kehidupan, sebuah miniatur dari kehidupan nyata di luar sana. Banyak diantara kita yang ketika mereka berhasil menjalankan panggung dan miniatur tersebut, mereka sudah merasa mampu dan yakin untuk melewati kehidupan yang sesungguhnya.
Kita sebagai seorang "kepompong" yang akan menajadi seorang "kupu-kupu", memiliki beberapa hal yang kita remehkan, namun hal itulah yang sering menjatuhkan kita di kehidupan nanti, kita masih:
- belum tahu seberapa kerasnya kehidupan nanti
- belum mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya
- belum mampu membagi waktu secara efektif dan produktif
- belum mampu menyikapi cercaan, komentar, pujian, dan lain-lain
- belum tahu betapa berharganya waktu
- belum tahu arti pengorbanan yang sesungguhnya
- belum mampu mengontrol emosi senang, sedih, bingung, dan sebagainya, pada tempatnya
- belum tahu arti sesungguhnya dari tanggung jawab
- belum tahu reaksi dan aksi dari orang lain ketika kita menyikapinya
- belum mampu menyikapi seseorang yang memimpin kita atau yang kita pimpin
- belum bisa berdiri sendiri, dan belum menyadari akan hal itu
- .....
point-point diatas akan selalu bertambah seiring dengan apa yang akan kita hadapi nanti
Selalu ikhlas dan tabah dalam menghadapi sesuatu, akan membuat point - point di atas berubah dari kata "belum" menjadi "sudah" kelak di masa depan nanti
Angga Putra Pratama (16), 2012
waw keren :D
BalasHapus