Terapi oksigen hiperbarik adalah proses pemberian oksigen 100% kepada pasien di dalam lingkungan bertekanan, ini dilakukan di dalam sebuah ruangan khusus yang dikenal dengan sebutan kamar Hiperbarik, dan dirancang secara khusus sehingga kebal terhadap tekanan di dalam yang bertambah.
Terapi sudah ngentrend di luar negeri untuk membantu kesembuhan pasien dengan lebih cepat selama masa pengobatan. Banyak pasien yang mengaku banyak terbantu dengan mengikuti paket terapi hiperbarik secara rutin.
Kontribusi terapi penunjang ini kepada kesehatan masyarakat luas telah terbukti ampuh sebagai terapi penunjang (selain terapi obat oleh dokter) yang dapat menghindarkan pasien dari ancaman amputasi
organ tubuh pada pasca bencana alam Tsunami di Aceh, atau bencana gempa di Bantul, dimana banyak orang yang terancam menjalani amputasi kaki karena tertimpa bangunan atau luka yang parah.
organ tubuh pada pasca bencana alam Tsunami di Aceh, atau bencana gempa di Bantul, dimana banyak orang yang terancam menjalani amputasi kaki karena tertimpa bangunan atau luka yang parah.
Perawatan oksigen hiperbarik pada awalnya digunakan untuk membebaskan penyelam dari sebuah kondisi berbahaya yang dikenal dengan penyakit pengurangan tekanan udara atau "the bends" yang terjadi akibat gelembung gas nitrogen mulai terbentuk di paru-paru, jaringan, nyeri otot sendi dan tulang hingga kelumpuhan (bend) dan aliran darah penyelam saat naik ke permukaan air. Akibatnya, darah yang mengalir bisa terhalang dan rusaklah pembuluh darah yang bisa membawa ke kematian. Perawatan Hiperbarik ini mengurangi efek negatif dari nitrogen.
Terapi Hiperbarik biasanya terdapat pada RS untuk angkatan laut dan RS yang berhubungan dengan pertambangan, yang kondisi tubuh mereka dituntut ‘akrab’ kepada kondisi bertekanan tinggi jauh dibawah permukaan laut pada saat melakukan penyelaman. dan juga di pertambangan yang kondisinya kekurang oksigen.
Perawatan Terapi Oksigen Hiperbarik berfungsi untuk :
1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah yang berkurang.
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada sirkulasi yang berkurang.
3. Menyebabkan pelebaran arteri rebound sehingga meningkatkan diameter pembuluh darah, dibanding pada permulaan terapi.
4. Merangsang fungsi adaptif pada peningkatan superoxide dismutase (SOD), merupakan salah satu anti oksidan dalam tubuh untuk pertahanan terhadap radikal bebas dan bertujuan mengatasi infeksi dengan meningkatkan kerja sel darah putih sebagai antibiotic pembunuh kuman.
6. Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli hiperbarik di Amerika Serikat pada tahun 1960)
7. Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi
8. Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga elastisitas kulit, sehingga dengan terapi ini bisa membuat awet muda.
Saat ini, Undersea and Hyperbaric Medical Society telah menyetujui penggunaan oksigen hiperbarik untuk beberapa kondisi lain selain penyakit pengurangan tekanan udara. Keuntungan dari pengobatan hiperbarik ini juga digunakan untuk udara atau gas emboli, keracunan karbon monoksida, Clostridial Myositis dan Myonecrosis (Ganggren Gas), Clostridial Myositis dan Myonecrosis (Ganggren Gas), luka akibat kecelakaan, sindrom compartment, trauma akut ischemia, luka, anemia, infeksi pada tulang, komplikasi terapi radiasi, pencangkokan kulit dan luka bakar.
Sejarah-nya:
Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada tahun 1930. Saat itu terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para penyelam untuk menghilangkan gejala penyakit dekompresi (Caisson’s disease) yang timbul akibat perubahan tekanan udara saat menyelam, sehingga fasilitas terapi tersebut sebagian besar hanya dimiliki oleh beberapa rumah sakit TNI AL dan rumah sakit yang berhubungan dengan pertambangan.
Di Indonesia sendiri, terapi oksigen hiperbarik pertama kali dimanfaatkan pada tahun 1960 oleh Lakesla yang bekerjasama dengan RSAL Dr. Ramelan, Surabaya. Hingga saat ini fasilitas tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia.
daftar-daftar Rumah Sakit yang sudah memiliki fasilitas terapi ini:
- RSAL Mintohardjo, Jakarta ada 4 buah
- RSPP Jakarta ada 4 buah
- RSAL Ramelan, Surabaya
- RSAL Midiyato Sutorani, Tanjung Pinang
- RS PT Arun, Aceh
- RSPP Jakarta ada 4 buah
- RSAL Ramelan, Surabaya
- RSAL Midiyato Sutorani, Tanjung Pinang
- RS PT Arun, Aceh
- RS Pertamina Cilacap
- RS Panti Waluyo, Solo
- RSU Sanglah, Denpasar
- RS Pertamina Balikpapan
- RSU Makasar
- RS Gunung Wenang, Manado
- RSAL Halong, Ambon
- RS Petromer, Sorong
- dll
- dll
sumber: http://nasional.kompas.com
picture: google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar